Psikologi Belajar Matematika
Perbedaan Gender Dalam Matematika
Sumber: kompasiana.com
Sebelum
kita masuk ke penjelasan, aku mau tanya dulu ni gais.
Kalian
tahu ga si, apa itu gender?
Oke jadi, jadi gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Menurut Jagtenberg dan D'Alton (1995), “gender and sex are not the same thing. Gender specifically refers to the social meanings attached to biological differences. ... The way we see ourselves and the way we interact are affected by our internalisation of values and assumptions about gender”.
Berbeda dengan jenis kelamin yang identik dengan perbedaan bentuk fisik, gender lebih mengarah kepada karakteristik manusia. Dikutip dari situs World Health Organization, gender mengacu kepada karakteristik antara perempuan dan laki-laki secara sosial maupun kultural. Gender bersifat tidak kodrati dan dapat berubah tergantung waktu, budaya, dan lingkungan.
Indonesia mengakui adanya dua jenis gender, yakni peremuan dan laki-laki. Dalam perkembangannya terjadi proses yang sangat panjang sehingga sering kali menghasilkan ketidaksetaraan gender yang disebabkan oleh berbagai faktor. Perbedaan gender juga terlihat dalam konteks pendidikan. Perbedaan gender dapat mempengaruhi perbedaan psikologis dalam belajar, terutama dalam partisipasi serta prestasi belajar antara perempuan dan laki-laki.
Sejarah
perbedaan gender (gender differences) antara laki-laki dan perempuan
terjadi melalui proses yang sangat panjang, contohnya melalui proses
sosialisasi, ajaran keagamaan serta kebijakan negara, sehingga
perbedaan-perbedaan tersebut seolah-olah dianggap dan dipahami sebagai
kodrat laki-laki dan perempuan. Selanjutnya, perbedaan gender dapat
menghasilkan bentuk-bentuk marginalisasi, ketidakadilan (gender inequalities),
subordinasi, pembentukan stereotipe, beban kerja ganda (double
burden) serta bentuk-bentuk kekerasan. Kaum perempuan adalah pihak yang
paling sering dirugikan dalam praktik-praktik perbedaan gender ini, maka
konsep bias gender dapat diartikan pembentukan sifat atau karakter laki-laki
dan perempuan secara sosial dan kultural yang menguntungkan kaum laki-laki dan
merugikan kaum perempuan (Fakih, 2004). Namun dalam perkembangannya,
konsep bias gender inipun dapat berlaku sebaliknya. Ketika
laki-laki berada pada posisi yang dirugikan, maka hal inipun
dapat digolongkan dalam bentuk bias gender.
Seperti
apa perbedaan gender dalam matematika?
Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan diwajibkan ada di sekolah mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Namun, masih banyak yang memiliki kesan negatif terhadap matematika. Dalam belajar matematika, ada banyak faktor yang perlu diperhatikan salah satunya adalah gender. Perbedaan gender tentu menyebabkan banyak perbedaan ketika belajar matematika.
Nafian Kurtetsky mengemukakan perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam belajar matematika:
- Laki-laki pandai bernalar dan perempuan pandai dalam ketepatan, ketelitian, dan pemikiran yang matang.
- Laki-laki memiliki keterampilan matematika dan mekanik yang lebih baik dari pada perempuan.
Pendapat ini menunjukkan bahwa laki-laki dapat lebih baik dalam matematika, sedangkan perempuan lebih baik dalam aspek efektif (kerja keras, teliti, dan hati-hati).
Sementara McCovey dan Jacklin berpendapat bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kemampuan yang berbeda seperti:
- Perempuan memiliki kemampuan bahasa yang lebih tinggi dari laki-laki.
- Laki-laki lebih unggul dari perempuan dalam kemampuan visual spasial.
- Laki-laki memiliki kemampuan matematika yang sangat baik.
Berdasarkan
analisis penelitian tersebut, terdapat pula berbagai pendapat dan penelitian
lain mengenai aspek gender dalam pembelajaran matematika. Studi psikologi
menunjukkan bahwa peserta didik memiliki perbedaan gender dalam keterampilan
bermatematika. Perbedannya terletak pada cara bagaimana perempuan dan laki-laki
menyelesaikan masalah. Jadi, terdapat perbedaan pandangan mengenai ini yang
disebabkan oleh beberapa faktor.
Apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan gender dalam matematika
- Steorotip gender
Steorotip yang ada dalam masyarakat mengenai kemampuan matematika antara perempuan dan laki-laki dapat mempengaruhi persepsi dan eskpetasi mereka. Misalnya terdapat steorotip yang menyatakan bahwa laki-laki lebih baik dalam matematika dari perempuan, maka hal tersebut dapat menyebabkan perempuan kurang percaya diri dan kurang termotivasi dalam belajar matematika.
2. Persepsi diri dan Kepercayaan diri
Kepercayaan diri individu terhadap kemampuan matematika mereka juga dapat mempengaruhi hasil akademik. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki diri yang lebih rendah dalam matematika dibandingkan laki-laki. Persepsi diri yang rendah ini dapat mempengaruhi motivasi mereka untuk belajar matematika secara aktif.
3. Lingkungan belajar
Lingkungan belajar yang tidak inklusif dapat mempengaruhi partisipasi dan keterlibatan gender dalam matematika. Faktor seperti perbedaan perlakuan, steorotip gender yang ada di kelas, dan kurangnya peran model perempuan yang sukses dalam matematika dapat menciptakan rasa tidak nyaman atau merasa tidak diterima bagi peserta didik perempuan.
4. Pendekatan belajar
Pendekatan pengajaran yang diadopsi oleh pendidik dapat mempengaruhi partisipasi dan pencapaian gender dalam matematika. Misalnya, jika pengajaran lebih didominasi oleh pendekatan kompetitif yang mendorong persaingan antara peserta didik, hal ini mungkin lebih menguntungkan laki-laki yang cenderung lebih tertarik pada kompetisi.
5. Minat dan pilihan karir
Perbedaan minat
dan pilihan karir antara perempuan dan laki-laki juga dapat mempengaruhi
partisipasi dan pencapaian dalam matematika. Beberapa bidang yang banyak
melibatkan matematika, seperti ilmu teknik dan ilmu komputer, masih didominasi
oleh laki-laki. Faktor-faktor sosial dan budaya dapat mempengaruhi minat dan
pilihan karir individu.
Kemampuan
matematika antara perempuan dan laki-laki bukanlah sebuah takdir yang tidak
dapat diubah. Karena pada hakikatnya, gender bukan termasuk perbedaan biologis
yang melekat pada individu. Dengan demikian, perbedaan kemampuan matematika
berdasar gender dapat diubah dipengaruhi oleh sikap, perilaku, dan tidakan
sosial yang berlaku di sekitarnya.
Bagamaimana
mengatasi perbedaan gender dalam matematika?
Mengatasi perbedaan gender dalam matematika dapat dilakukan, seperti berikut:
1. Kesadaran dan Pendidikan
Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang perbedaan gender dalam matematika dan menghilangkan steorotip yang mengaitkan kemampuan matematika dengan gender agar dapat membantu mengatasi persepsi negatif dan memotivasi semua peserta didik untuk belajar matematika tanpa memandang gender.
2. Lingkungan belajar yang inklusif
Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendorong partisipasi semua peserta didik tanpa memandang gender sangatlah penting. Pendidik dan lembaga pendidikan dapat memastikan bahwa suasana belajar dapat menghargai dan mendukung semua peserta didik dengan memberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkontribusi.
3. Peningkatan peran model perempuan
Melibatkan tokoh perempuan yang sukses dalam matematika sebagai peran model dapat menginspirasi dan memotivasi peserta didik perempuan untuk mengejar mata pelajaran tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui pelibatan perempuan dalam ceramah tamu atau mentoring peserta didik perempuan.
4. Pendidikan guru
Penting bagi pendidik untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai perbedaan gender dalam matematika dan cara mengatasi perbedaan tersebut. Pendidik dapat dilatih untuk mengenali steorotip gender. memberi umpan yang baik dan setara kepada semua peserta didik, dan menggunakan metode pembelajaran inklusif untuk mendorong partisipasi peserta didik.
5. Peningkatan kepercayan diri
Penting untuk memberi dukungan dan pembinaan khusus untuk meningkatkan kepercayaan diri perempuan dalam kemampuan matematika mereka. Ini dapat melibatkan memberikan umpan balik positif, memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan menciptakan lingkungan di mana kesalahan dianggap sebagai bagian dari proses belajar.
6. Menghapus bias dalam pembelajaran
Mengidentifikasi dan menghapus bias gender dalam materi pengajaran matematika adalah langkah penting. Materi pengajaran harus mencakup contoh dan konteks yang relevan bagi semua peserta didik, dan tidak memperkuat stereotip atau preferensi gender tertentu.
7. Program dan inisiatif khusus
Implementasi program dan inisiatif khusus yang mendukung partisipasi dan prestasi perempuan dalam matematika dapat membantu mengatasi perbedaan gender. Ini dapat termasuk mentoring khusus, klub matematika, atau program dukungan yang dirancang khusus untuk peserta didik perempuan.
Studi
psikologi menunjukkan bahwa siswa memiliki perbedaan gender dalam keterampilan
matematika. Perbedaannya terletak pada cara siswa laki-laki dan perempuan
menyelesaikan masalah. Jadi ada perbedaan pandangan tentang keterampilan
matematika siswa dan ketakutan gender.
Anak
perempuan telah terbukti memiliki pengalaman spasial yang lebih sedikit
daripada anak laki-laki di luar sekolah. Kecuali penalaran spasial diajarkan
dalam kurikulum sekolah, banyak anak perempuan tidak mengeksplorasi kemungkinan
penalaran spasial. Meskipun ada perbedaan yang menunjukkan keunggulan anak
laki-laki dalam kognisi spasial, ada satu variasi penting yang mencakup kisaran
anak perempuan dengan potensi spasial yang tinggi.
Hasil
ini menunjukkan bahwa faktor biologis terkait dengan berbagai faktor
lingkungan, termasuk pengalaman spasial, dan menjelaskan masing-masing
perbedaan dalam kapasitas spasial ini. Oleh karena itu, penting untuk
memasukkan lebih banyak kegiatan spasial ke dalam kurikulum.
Oleh
karena itu, siswa perempuan memiliki kemampuan komunikasi matematis (lisan)
yang sangat baik, dan lebih termotivasi dan terorganisir.
Daftar
Pustaka
http://trisniawati87.blogspot.com/2013/05/perbedaan-gender-dalam-pembelajaran.html

Komentar
Posting Komentar